Tuhan,...
Terima kasih Kau mendengar doaku,...
Setelah sekian lama aku berdoa untuk bisa bertemu dengan kakek penjual wedang ronde, hari ini Kau mendengar doaku,..
Terima kasih, setidaknya aku tau bahwa kakek tua itu masih Kau jaga, masih Engkau berikan kesehatan,...
Dari jauh kulihat sosok tua itu, tak terbayangkan betapa bahagianya aku saat itu, tak terasa ada senyum mengembang di bibirku,..
Tanpa pikir panjang lagi kupinggirkan motorku, kuhampiri kakek tua itu,...
" Dari mana mbak,..?" sapanya ramah.
"Pulang cari makan, Pak,.." jawabku sambil berusaha menyembunyikan air mata.
Entah kenapa, setiap bertemu dengan kakek tua yang satu ini, dia selalu berhasil membuatku menitikkan air mata.
"Beli satu yah, pak,..."
Aku berdiri disampingnya sembari melihat tangan tua itu memasukan kacang, roti tawar ke dalam plastik.
Saat itu kupalingkan mukaku, kuhapus air mataku, semakin lama aku semakin gak tega melihat tangan tua yang sudah gemetaran itu bekerja.
Tuhan,...
Ingin rasanya saat itu juga motorku kubalikkan arah dan berlari ke swalayan, sekedar membelikan kakek tua itu sedikit buah atau apa,...
Tapi kemudian kurogoh dompetku, seketika itu juga aku terkulai lemas, hanya ada selembar uang Rp. 10.000,- disana.
Kakek, maapkan aku belum bisa berbagi rejeki denganmu, aku berharap suatu hari nanti aku bisa bertemu denganmu lagi, bertemu dalam keadaan yang berbeda, disaan dompetku sudah terisi uang yang cukup, hingga aku bisa memberimu setitik kebahagiaan.
Tuhan,...
Aku yakin, meskipun aku belum bisa memberi, aku yakin Engkau selalu menjaganya, selalu melimpahkan rejeki untuknya, sehatkan dia selalu Tuhan,...
Semoga wedang rondemu banyak yang beli, habus semua.
Doaku selalu,..
Amien.
Terima kasih Kau mendengar doaku,...
Setelah sekian lama aku berdoa untuk bisa bertemu dengan kakek penjual wedang ronde, hari ini Kau mendengar doaku,..
Terima kasih, setidaknya aku tau bahwa kakek tua itu masih Kau jaga, masih Engkau berikan kesehatan,...
Dari jauh kulihat sosok tua itu, tak terbayangkan betapa bahagianya aku saat itu, tak terasa ada senyum mengembang di bibirku,..
Tanpa pikir panjang lagi kupinggirkan motorku, kuhampiri kakek tua itu,...
" Dari mana mbak,..?" sapanya ramah.
"Pulang cari makan, Pak,.." jawabku sambil berusaha menyembunyikan air mata.
Entah kenapa, setiap bertemu dengan kakek tua yang satu ini, dia selalu berhasil membuatku menitikkan air mata.
"Beli satu yah, pak,..."
Aku berdiri disampingnya sembari melihat tangan tua itu memasukan kacang, roti tawar ke dalam plastik.
Saat itu kupalingkan mukaku, kuhapus air mataku, semakin lama aku semakin gak tega melihat tangan tua yang sudah gemetaran itu bekerja.
Tuhan,...
Ingin rasanya saat itu juga motorku kubalikkan arah dan berlari ke swalayan, sekedar membelikan kakek tua itu sedikit buah atau apa,...
Tapi kemudian kurogoh dompetku, seketika itu juga aku terkulai lemas, hanya ada selembar uang Rp. 10.000,- disana.
Kakek, maapkan aku belum bisa berbagi rejeki denganmu, aku berharap suatu hari nanti aku bisa bertemu denganmu lagi, bertemu dalam keadaan yang berbeda, disaan dompetku sudah terisi uang yang cukup, hingga aku bisa memberimu setitik kebahagiaan.
Tuhan,...
Aku yakin, meskipun aku belum bisa memberi, aku yakin Engkau selalu menjaganya, selalu melimpahkan rejeki untuknya, sehatkan dia selalu Tuhan,...
Semoga wedang rondemu banyak yang beli, habus semua.
Doaku selalu,..
Amien.
0 komentar:
Posting Komentar